Wah...rasanya campur aduk. Tak sabar bertemu sanak saudara yang sudah setahun lebih tak bertemu. Tentu banyak cerita didalamnya. Ada yang sudah menikah, melahirkan, pindah rumah,dll. Ditambah lagi kebiasaan - kebiasaan dikampung yang membuat suasana semakin meriah.
Akhirnya, tiba waktunya mudik. Bersilahturahmi dengan semua sanak saudara. Semua berkumpul di rumah orang yang dituakan kebetulan beliau adalah mertuaku. Ini adalah tradisi keluarga kami turun temurun. Rumah penuh sesak. Bayangin saja lebih 10 kepala keluarga yang berdatangan. Jika dalam 1 keluarga punya 2 anak saja itu artinya ada 20 anak-anak berkumpul. Mereka bermain, berlari kesana-kemari dan ada pula yang bernyanyi dengan suara keras. Rumah bagai playground.......ditengah riuh rendah keramaian terlihat olehku seorang anak kecil berbadan kurus, matanya sayu yang hanya diam dan duduk dipojokkan sambil memegang boneka marsha berbaju ungu. Kutanya ibu mertua, beliau berkata " boruni si Sarah do i goarna Rosa nak palimahon." ( dibaca = itu anak perempuannya Sarah namanya Rosa, anak kelima.)
Apa??? Anak kelima bukankah saya dua tahun lebih dulu menikah tapi dia sudah punya anak lima?
Semakin dalam kulihat bola matanya. Ada rasa minder terselip disana karena tubuhnya lebih pendek dibanding teman-temannya.Saya fikir mungkin omak (dibaca= mama ) kerepotan sekali mengurus kelima anaknya. Mana ekonominya juga pas-pasan sebagai buruh tani. Bisa jadi penyebabnya kebutuhan nutrisi sejak didalam kandungan bermasalah. Kalau saya lihat dari ciri-ciri si Rosa inilah yang namanya stunting.
1. Apa itu Stunting ?
Stunting adalah Masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang sebenarnya.
Stunting terjadi sejak bayi masih dalam kandungan dan baru nampak jelas saat anak usia dua tahun.
Anak Balita dengan stunting selain mengalami gangguan pertumbuhan biasanya memiliki tingkat kecerdasannya lebih rendah dibandingkan balita normal lainnya.
Masalah ini dialami sekitar 162juta anak didunia dan 8juta Balita di Indonesia ( data Riskedas tahun 2013 )
2. Penyebab Stunting, Ada yang tahu?
Prilaku hidup tidak sehat, keterbelakangan, kemiskinan, pola asuh yang salah, pemberian nutrisi makanan/minuman sembarangan, pengetahuan minim dari orang tua dianggap menjadi akar dari penyebab Stunting.
Masa Balita adalah periode emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemberian asupan gizi yang tepat dan seimbang akan mempengaruhi tumbuhkembang ideal anak. Mulai dari berat badan, tinggi, lingkar kepala,dll. Hal ini dimulai sejak masa kehamilan. Pentingnya memperhatikan kebutuhan gizi ibu saat hamil akan mempengaruhi perkembangan sang janin. Selain itu lingkungan yang sehat dan bersih adalah faktor pendukung.
3. Pencegahan Stunting, mulai darimana?
Kita dapat melakukan pencegahan stunting setelah mengenal penyebab diatas. Hal ini bisa dimulai dari :
* Memperbaiki gizi dan kesehatan pada ibu hamil. Rutin memeriksakan diri minimal 4x selama kehamilan. Makan 4 Sehat 5 sempurna, tablet penambah darah.
* Pada saat persalinan dibantu bidan atau tenaga medis. Melakukan Inisiasi menyusui dini (IMD) karena 1000 hari pertama kehidupannya sangat penting.
* Bayi sampai dengan usia 6 bulan ekslusif diberikan Air susu Ibu ( Asi)
* Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS)
* Edukasi dan sosialisasi seputar stunting.
Sungguh ironi, jika angka stunting di negara kita yang tergolong masih tinggi bagaimana dengan masa depan Indonesia? Karena mereka adalah penerus bangsa, menentukan kemana arah tujuan bangsa ini. Jadi, marilah kita bersama-sama untuk peka dan peduli masalah ini.
Masa liburan telah usai, sebelum kembali kekota aku singgah ke rumah Rosa memberikan susu, biskuit, vitamin,dll. Aku harap kepulanganku tahun depan dia terlihat lebih sehat dan bersemangat. Ceria dan aktif bermain bersama teman-teman lainnya. Semoga saja , Amin.
#BKKBN
#CintaKeluarga
#CintaTerencana
Sumber foto:
https://twitter.com/KemenkesRI/status/9999834289289175045
Tidak ada komentar:
Posting Komentar